Tuesday, 22 February 2011

optimistic that eventually lost

 

 

Keraguan Hati

Jika malam t'lah tiba
Perasaan rinduku s'lalu datang
Entah mengapa rasa rinduku ini s'lalu ada
Begitu susah untuk dielakkan

Begitu besarnya rasa cintaku untuknya
Padahal aku belum yakin rasa cintanya padaku
Ingin hati untuk merasa biasa
Tapi itu ku tak bisa

Ku belum tau apakah perasaannya sama seperti aku
Merasa rindu,kamgen dan takut kehilangan
Dia hanya seperti biasa padaku
Tak ada rasa rindu,kangen dan lagi takut kehilanganku

Ku takut pada hati ku ini
Ku takut hati ini hancur lagi
Rasa hancur membuat sgalanya pedih
Tak tau mana jalan yang lurus
Semua terasa gelap dan hampa

Saturday, 29 January 2011

KEBINGUNGAN HATI INI

 
 
Saat ku melangkah dengan penuh rasa, ku terhambat
Saat ku pasrah akan semua rasa, ku semakin tersiksa
Rasa yang ada selalu memaksa hingga diri tak kuasa
Semua rasa yang tak terkata hingga kini jadi derita
          Ku tahu dan ku sadari bahwa diri ini penuh asa
            Karena  hanya bisa mengenal lewat kedua mata
          Dan hanya bisa berkata tanpa memandang    
Semua ini begitu berat di angan dan jiwa
Sesuatu yang tak mungkin ku dapati
Sesuatu yang tak mungkin ku miliki
Sesuatu yang tak akan pernah bisa......
Namun satu hal yang bisa ku nikmati
Ku bahagia melihat kau bahagia
Ku bangga bisa buat kau tertawa
Ku terima meski diri ini terluka
Dan semua itu hanya demi cinta

Thursday, 27 January 2011

puisi untuk tegar ( teman )


Terkadang warna sayu kehidupan menghujam
Entah berapa lama pekatnya kan tertanam
Tak urung tepian hati jadi begitu rindu
Akan titik-titik kebahagiaan yang terpadu
Perlahan biduk mulai mengabaikan nahkoda
Lesapkan senyum dalam satu petikan nada
Arah cahaya pun tak lagi indah terbias
Hilang bersama realita yang kian beringas




 
Tapi, tautan waktu belum berhenti berputar
Elegi kehidupan masih bisa kembali berpijar
Genangi segenap hati dengan satu obsesi
Akan ada tetes hujan, sekali lagi mengisi
Rubah hampa jadi rangkai harap di tiap sisi

Sahabat, tirai kelam itu kan segera terganti
Oleh tebaran pelangi menjadi kata pasti
Bangun kembali semangat yang terbelenggu
Agar tiada kau tenggelam dalam jerat ragu
Tetaplah tegar sobat, bahagia masih menunggu

(udhey)

JANGAN MENUNGGU...



 jangan menunggu bahagia baru tersenyum.
tapi tersenyumlah, maka kamu kian bahagia

jangan menunggu kaya baru bersedekah.
tapi bersedekahlah, maka kamu semakin kaya

jangan menunggu termotivasi baru bergerak.
tapi bergeraklah, maka kamu akan termotivasi

jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli,
tapi pedulilah dengan orang lain! maka kamu akan dipedulikan...

jangan menunggu orang memahami kamu baru kita memahami dia,
tapi pahamilah orang itu, maka orang itu paham dengan kamu

jangan menunggu terinspirasi baru menulis.
tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu

jangan menunggu proyek baru bekerja.
tapi berkerjalah, maka proyek akan menunggumu

jangan menunggu dicintai baru mencintai.
tapi belajarlah mencintai, maka kamu akan dicintai

jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang,
tapi hiduplah dengan tenang, Insya Allah bukan sekadar uang yang datang,

jangan menunggu contoh baru bergerak mengikuti.
tapi bergeraklah, maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti

jangan menunggu sukses baru bersyukur.
tapi bersyukurlah, maka bertambah kesuksesanmu

jangan menunggu bisa baru melakukan,
tapi lakukanlah! Kamu pasti bisa!

Para Pecundang selalu menunggu Bukti dan Para Pemenang Selalu Menjadi Bukti
Seribu kata mutiara akan dikalahkan Satu Aksi Nyata! 
(udhey bayie )


Menghambur pikir ku pada naungan garis-garis kegelapan
Mencoba membelah gundah dalam mengais satu jawaban
Mengapa alur jiwa tak sedikit pun mampu menuang benci
Dalam acuh sikapmu yang membuat senyum rapat terkunci
Mudah bagimu mengeratkan pecah kaca di permukaan hati
Lalu melangkah lagi dengan raut penuh seri tanpa bisa mengerti
Bahwa telah banyak nestapa tertinggal sebagai sederet jejak
Dari ringkasan luka di lembar hidup ku, juga hidupnya terserak
Seberapa layakkah kisah ini diperdengarkan sebagai nafas cinta
Atau memang tak pernah lebih dari rasa yang terlampau buta
Di sudut mana harus kuletakkan pandang akan bayangmu
Dan di sisi mana pula dia harus mengabadikan kias cintamu
Aku telah terbiasa mengulum pahit itu hingga menjadi hambar
Tak lagi tersakiti oleh hatimu yang selalu kau buka terlalu lebar
Tapi dia, sungguh tak seharusnya mengecap rasa sakit yang sama
Karena untuk merajut kepastian, kau menyita waktu begitu lama
Dia yang kini menyuguh kesetiaan menanti darimu ketetapan hati
Menunggumu  menghapus kilas masa lalu agar tak lagi punyai arti
Buang saja ingatanmu padaku sebagai satu kisah tak terselesaikan
Matikan pula hatimu dari segala hasrat mendamba kesempurnaan

( udhey bayie )

RINGKASAN LUKA DI LEMBAR HIDUP



Menghambur pikir ku pada naungan garis-garis kegelapan
Mencoba membelah gundah dalam mengais satu jawaban
Mengapa alur jiwa tak sedikit pun mampu menuang benci
Dalam acuh sikapmu yang membuat senyum rapat terkunci
Mudah bagimu mengeratkan pecah kaca di permukaan hati
Lalu melangkah lagi dengan raut penuh seri tanpa bisa mengerti
Bahwa telah banyak nestapa tertinggal sebagai sederet jejak
Dari ringkasan luka di lembar hidup ku, juga hidupnya terserak
Seberapa layakkah kisah ini diperdengarkan sebagai nafas cinta
Atau memang tak pernah lebih dari rasa yang terlampau buta
Di sudut mana harus kuletakkan pandang akan bayangmu
Dan di sisi mana pula dia harus mengabadikan kias cintamu
Aku telah terbiasa mengulum pahit itu hingga menjadi hambar
Tak lagi tersakiti oleh hatimu yang selalu kau buka terlalu lebar
Tapi dia, sungguh tak seharusnya mengecap rasa sakit yang sama
Karena untuk merajut kepastian, kau menyita waktu begitu lama
Dia yang kini menyuguh kesetiaan menanti darimu ketetapan hati
Menunggumu  menghapus kilas masa lalu agar tak lagi punyai arti
Buang saja ingatanmu padaku sebagai satu kisah tak terselesaikan
Matikan pula hatimu dari segala hasrat mendamba kesempurnaan

 ( udhey bayie )

gundah ku



saat ini aku berada dalam kehampaan hati
dimana segalanya begitu tak pasti bagi ku..
dikala aku tengah duduk termangu didepan komputer tanpa arti..
namun ku tau masalah yang menanti..:confused:
jika hidup berkalung senja yang memudar..
tiada waktu tanpa berpikir panjang,,
namun aku tau, dunia ku terus berputarr..
redup dikala ini, karena waktu yang kian sore..
sore hari yang berganti malam,
membuat ku menanti siapa yang datang...
merayakan kesejukan dunia, dimana aku berpijak..
namun kini semakin waktu yang terlewati
kian menyapa aku akan hari esok..
Hari esok apa yg akan terjadi aq tak tau
aq harus siap dgn apa yg akan terjadi hari esok...

Monday, 24 January 2011

LOVE YOU



anda tiDak saKiT sewaKtu jatuH ciNta...
karNa andA tiDak JATuh...
cinTA mudaH di lahIrkan melaLui peRbuatan  dari paDa katA-kaTa
dimanA ada CInta,di SItu lah aDa derita,peNgorbaNan,cemburu dan aIr mata..

cinta seperti buNGa mawar ,harum tetapi di kelilingi oleH duri
cinTa tidak mungKIn mengaliR
dari pada hati yaNg kecewa..

Sunday, 23 January 2011

tips menjalin hubungan


Ada pepatah yang mengatakan lidah lebih tajam daripada pedang. Pepatah ini memang ada benarnya. Sering ditemui sepasang kekasih atau suami-istri bertengkar hanya karena masalah perkataan pasangannya yang menganggap sepele apa yang dilakukannya.
Contoh : Meri sedang mengikuti program diet . Dan hari itu dia berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 5 kg setelah seminggu diet ketat. Dengan bangganya segera dikabarkannya hal tersebut pada suaminya. Tanpa berpikir dulu, suaminya memberi komentar “
Paling minggu depan berat badanmu akan naik 5 kg lagi”. Komentar tersebut membuat Meri sakit hati dan tersinggung karena upayanya selama seminggu disepelekan oleh suaminya.
Dengan komentar seperti itu tidak ada reaksi positif yang didapatkan namun yang timbul malah perasaan tersinggung, diremehkan dan dendam. Mengapa orang melakukan hal yang jelas-jelas membuahkan sesuatu yang negatif ?  Meski sudah tahu, masih banyak orang yang melakukannya dan biasanya terhadap orang yang paling mereka cintai.
Kesalahan yang fatal bukan dikarenakan dia tidak cinta lagi pada istrinya tapi karena dia tidak berpikir dulu sebelum bicara. Yang berakibat keluarnya kata-kata pedas, merendahkan, menyindir, mengoreksi, atau mengatakan sesuatu yang tidak penting tetapi dengan nada yang menyinggung perasaan. Biasanya hal ini terjadi karena kita sedang capek, frustasi, tekanan pekerjaan.
 Seringkali bila sudah terucap barulah kita menyesali perkataan kasar kita pada orang yang paling kita sayangi.  Jadi bila Anda sedang dalam kondisi tertekan atau capek dan ada sedikit keraguan apakah respon Anda tepat atau tidak, tanyakan pada diri Anda 2 pertanyaan ini :”Apakah komentarku ada gunanya bagi percakapan ini? Apakah akan mendekatkan hubungan kami atau justru menjauhkan ?
Komentar yang menyakitkan hati tidak akan berdampak apa-apa, jika yang menerima komentar tersebut tidak memperdulikannya. Biasanya bila seseorang mendapatkan komentar yang menyakitkan, akan bersikap defensif bahkan membalas dengan beberapa kalimat. Yang mungkin saja berkembang menjadi pertikaian yang tidak bermanfaat.
Penting untuk diam sejenak tanpa komentar setelah pasangan kita selesai berbicara, agar kita bisa berpikir dulu sebelum berbicara. Menjalin hubungan yang penuh cinta tidaklah rumit hanya diperlukan usaha kita untuk bersikap ramah, penuh perhatian dan tidak menjadikan diri kita sebagai penghalang.

(bayie udhey vhandhey)

Thursday, 20 January 2011

Cerita ni dalam bentuk luahan hati seorang anak yang kesedihan akibat kelalaian atau dengan kata lain kederhakaannya kepada seorang ibu!...........

 
  
Ibuku buta sebelah mata!
Aku benci ibuku… Dia amat
memalukanku!
Tugas harian dia ialah memasak untuk pelajar dan guru
untuk menyara keluarga kami.

Pada suatu
hari semasa di sekolah rendah, ibuku datang ke sekolah untuk bertanya
khabar.
Aku sungguh malu. Mengapa dia sanggup melakukan ini
kepadaku?!
Aku tidak pedulikan dia dengan menunjukkan wajah benci
kepadanya dan terus lari.


Keesokan harinya
salah seorang rakan darjah berkata, “EEEE, ibumu hanya ada satu mata!"
Ketika
itu aku hanya ingin membenamkan diriku. Aku juga mahu ibuku hilang dari
hidupku!
Oleh itu aku berjumpa dengannya dan berkata, “Jika engkau
hanya mahu menjadikan diriku bahan ketawa, alangkah baiknya kalau kau
mati saja?!!!”


Ibuku hanya berdiam diri!!!


Aku tidak pun sejenak berhenti dan berfikir akan apa
yang telah aku katakan kepadanya kerana aku tengah marah ketika itu..
Aku
langsung tidak peduli akan perasaannya…


Aku
ingin keluar dari rumah itu…
Oleh itu aku belajar bersungguh-sungguh
dan akhirnya dapat melanjutkan pelajaran ke Singapura.
Kemudian aku
berkahwin. Aku membeli rumah sendiri dan mendapat anak. Aku amat gembira
dengan kehidupanku.


Suatu hari ibuku
datang menziarahiku. Sudah lama dia tidak berjumpa denganku dan tidak
pernah berjumpa cucunya!.
Bila dia berdiri di depan pintu rumahku,
anakku mentertawakannya...
Aku menjerit kepadanya, “Sanggup engkau
datang ke sini dan menakutkan anakku!"KELUAR DARI SINI SEKARANG!!!
Dengan
pantas ibuku menjawab “Maaf, Saya tersilap alamat” dan terus
menghilangkan diri.

Satu hari surat jemputan untuk perjumpaan
pelajar-pelajar lama sampai ke rumahku..
Oleh itu aku telah
memberitahu isteriku yang aku akan pergi untuk urusan perniagaan…


Selepas perjumpaan itu, aku telah pergi ke rumah
usang ibuku hanya untuk ingin tahu!!!.
Jiran memberitahuku yang ibuku
telah meninggal…
Aku tidak menitiskansetitik airmata pun!!


Jiran itu telah menyerahkan kepadaku sepucuk surat
yang ibuku ingin aku membacanya…
“Anakku yang dikasihi, Ibu selalu
teringatkan kamu setiap masa…
Ibu minta maaf kerana datang ke
Singapura dan telah menakutkan anakmu.
Ibu gembira kerana kamu akan
datang
ke perjumpaan pelajar-pelajar lama…
Tetapi ibu mungkin
tidak dapat bangun
untuk berjumpa denganmu.
Ibu minta maaf kerana
sentiasa memalukan kamu
semasa kamu sedang membesar.

Kamu
mungkin tidak tahu…. Semasa kamu masih kecil, kamu telah mendapat
kemalangan dan hilang satu mata........
Sebagai ibu, aku tidak
sanggup melihat anaknya membesar dengan satu mata...
Oleh itu… Aku
memberi salah satu mataku kepada kamu…
Aku amat berbangga kerana anak
lelakiku dapat melihat dunia ini dengan mata ibumu ini…


…Dengan kasihku kepadamu…
…IBUMU…


Sabda Rasullah Shallallahu ‘alaihi wasallam: Dia
memberitahu kamu supaya taat kepada Allah dan RasulNya sentiasa. Selepas
itu taatlah kepada ibumu kemudian ibumu kemudian ibumu kemudian ayahmu!

Wassalam...


( edhey bayie vhandhey )


Cerita Mengharukan (kisah seorang kakak dan adik)

Sebuah Kisah untuk kita renungkan dan jadikan motivasi.

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu ditangannya. “Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!” Dia mengangkat tongkat bambu itu tinggi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, “Ayah, aku yang melakukannya!”
Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus-menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas.
Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, “Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!” Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, “Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi.”
Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.
Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut, “Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik… hasil yang begitu baik…” Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, “Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?” Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, “Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku. ” Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. “Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!” Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, “Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini.”
Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: “Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimimu uang.” Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20. Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas).
Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, “Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana! “Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, “Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?” Dia menjawab, tersenyum, “Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?” Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, “Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga!
Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu…” Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, “Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu.” Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.
Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. “Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!”
Tetapi katanya, sambil tersenyum, “Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu..” Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya. “Apakah itu sakit?” Aku menanyakannya. “Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan…” Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku.
Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26. Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, “Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini.” Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut.
Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi. Suatu hari, adikku di atas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, “Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?”
Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. “Pikirkan kakak ipar–ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?” Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah, “Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!” “Mengapa membicarakan masa lalu?” Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29. Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, “Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, “Kakakku.”
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. “Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sendoknya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya.”
Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, “Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku.” Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.
Bisakah kita memiliki jiwa besar seperti si adik yang seperti dalam cerita, … tapi bagaimanapun, yang namanya Saudara patut kita jaga dan kita hormati, apakah itu seorang adik atau seorang kakak. Karena apa arti hidup kalau tidak bisa membahagiakan sodara dan keluarga kita...........   




( udhey bayie vhandhey )

fakta egois nya wanita





Anda bertemu dengan seorang wanita yang menarik perhatian Anda. Dan semua tindakan pendekatan yang Anda lakukan direspon dengan baik. Sangat baik malah. Dia menerima semua perhatian yang Anda berikan, bersedia diajak pergi nonton atau makan malam, saling berbagi cerita dan tertawa bersama. Sepertinya semua berjalan dengan lancar.

Tapi ketika akhirnya Anda menyatakan perasaan Anda yang bergejolak selama ini, segumpal perasaan yang Anda simpan dan jaga baik-baik di sudut hati Anda yang kelam dan sepi; ketika Anda menyatakan keinginan untuk menjalin sebuah hubungan yang lebih dekat dan bermakna… dia menolak Anda.

Alasan klasik yang selalu dan akan terus dikumandangkan oleh wanita dalam situasi seperti ini dimulai dengan kalimat pembukaan: “Sorry banget, bukannya aku gak suka sama kamu…”

Lalu dilanjutkan dengan: “…tapi selama ini aku hanya anggap kamu sahabatku.” atau alternatif lainnya, “…tapi aku lagi gak pengen pacaran dulu.” Dan akhirnya ditutup dengan: “Tapi kita tetep temenan yah..”

Untuk sesaat, jantung Anda kehilangan ritmenya dan berhenti berdegup sepersekian detik. Hati Anda hancur, terlebih lagi ego Anda. Dan samar-samar dari latar belakang Anda bisa mendengar lagu Pupus milik DEWA, ".. baru kusadari.. cintaku bertepuk sebelah tangan.."

Mungkin original soundtrack Anda berbeda dengan saya, tapi saya yakin Anda semua yang sedang membaca artikel ini pasti pernah mengalami kejadian seperti di atas. Dan salah satu pertanyaan yang tidak pernah bisa ditemukan jawabnya oleh Anda adalah: “Kalau memang dia tidak tertarik dengan saya dari semula, KENAPA dia terus memberikan respon positif dan harapan-harapan kosong?”

“Why?!”

Apakah wanita menyukai segala bentuk perhatian yang Anda berikan? Apakah wanita tahu ketika Anda sedang melakukan pendekatan? Apakah mereka tahu dari awal kalau mereka akan menolak Anda? Apakah mereka tahu bahwa ujungnya akan berakhir seperti itu?

Jawaban dari semua pertanyaan di atas adalah: YA!

Seperti yang selalu saya ulang di setiap workshop: sejak pertama kali berinteraksi dengan Anda, hanya butuh waktu kurang dari 10 menit bagi wanita untuk memutuskan apakah dia akan mencoba melanjutkan hubungan atau menolak Anda. Lalu mengapa dia terus memberikan respon positif kalau akhirnya harus menyakiti Anda?

Simple saja sebenarnya, karena wanita adalah mahluk paling egois di muka bumi ini.

Dari segi ilmu biologi dan evolusi, hal ini sudah diakui secara saintifik. Tapi saya bukan Darwin dan artikel ini akan jadi keterlaluan panjangnya apabila saya menjelaskan teorinya. Apabila Anda tertarik, silakan Anda cari dan pelajari sendiri. Saya hanya ingin menegaskan, bahwa wanita itu mahluk paling egois adalah sebuah fakta.

Saya tidak sedang menjelek-jelekkan wanita. Sama sekali tidak. Karena sikap egois adalah sifat dasar manusia. Semua orang itu egois. Itu yang membuat nenek moyang Anda, orang tua Anda dan Anda sendiri masih tetap hidup sampai sekarang. Egois adalah kunci kelangsungan hidup. Dan tingkat keegoisan wanita, khususnya wanita yang cantik dan high demand, biasanya jauh lebih tinggi dibanding pria.

Karena sejak kecil mereka sudah terbiasa dimanja, diinginkan dan dituruti kemauannya. Coba bayangkan sejenak. Sejak kecil orang tua Anda selalu memanjakan Anda, dan mulai usia remaja hingga kini sudah tak terhitung lagi berapa banyak pria-pria ngarep yang selalu mengikuti kemauan Anda. Yang Anda perlu lakukan hanyalah tersenyum manis dan bersuara manja sedikit.

Apabila semua kemauan Anda selalu dituruti dan Anda selalu mendapatkan hampir semua yang Anda inginkan, Anda sudah pasti akan menjadi orang yang sangat egois. Tapi Anda tidak akan menyadari bahwa Anda egois. Karena bagi Anda itu adalah hal yang normal dan sewajarnya terjadi. Itu adalah realita Anda.

Sekarang Anda pasti sudah tahu kalau wanita itu adalah mahluk emosional. Hampir segala tindakan mereka didasarkan atas perasaan. Bagi wanita, apa yang mereka rasakan didetik dan saat itu adalah hal yang paling penting untuk mereka, lebih penting dari konsekuensi sebab akibatnya. Dan mereka akan melakukan apa saja untuk memenuhi kepuasan emosional mereka saat itu juga.

Itu sebabnya apabila mereka merasa enak dan nyaman dengan perhatian Anda, mereka akan terus memberikan respon positif yang akan mengundang Anda untuk memberikan lebih banyak lagi perhatian dan kenyamanan untuknya. Meskipun mereka tahu kalau pada akhirnya mereka harus melukai Anda. Tapi perasaan Anda bukanlah prioritas mereka. Apa yang mereka rasakan, apa yang mereka mau, itu lebih penting dari apapun juga.

Skenario yang saya ceritakan di awal artikel ini hanyalah SALAH SATU contoh kecil saja dari keegoisan wanita. Salah satu contoh yang sering terjadi di mana-mana, yang pernah dialami oleh Jet dan saya sendiri, dan yang paling banyak saya dengar dari teman-teman saya yang lain; adalah kasus di mana si wanita sudah memiliki pasangan tetapi dia berteman sangat dekat dengan Anda. Dekat sekali, melebihi kedekatan seorang sahabat biasa.

Biasanya ini diawali dari hubungan yang kurang ideal antara si wanita dengan pasangannya. Anda adalah pria baik hati yang berada di tempat yang tepat dan waktu yang tepat. Si wanita mendapatkan dari Anda apa yang tidak didapat dari pasangannya. Dia kerap mengeluh soal pasangannya kepada Anda, berkata ingin putus dengan pasangannya tersebut, dan bahkan menyatakan kalu ia menyukai Anda. Anda pun makin semangat dan menyiraminya dengan lebih banyak lagi perhatian.

Setelah beberapa lama, Anda baru menyadari bahwa dia tidak pernah mengambil tindakan apa-apa untuk menjadi kekasih Anda yang resmi. Jangankan memutuskan hubungan dengan pasangannya, terkadang ketika si pria sedang baik hati dan penuh perhatian, dia seperti melupakan keberadaan Anda sama sekali. Dan datang kembali kepada Anda ketika dia membutuhkan ‘jasa’ Anda. Si wanita tidak juga putus dengan pasangannya tapi juga tidak ingin kehilangan Anda.

Sambil menyelam minum air. Dia yang paling diuntungkan dari situasi ini. Dan yang jadi masalah, Anda tidak berani untuk mengambil tindakan tegas karena Anda juga takut kehilangannya.. “Sedikit lagi.. sebentar lagi.. dia akan jadi milikku.” Itu yang ada di pikiran Anda. Tapi hal itu tidak pernah terjadi.

Saya pernah mengalaminya. Beberapa teman saya malah terpuruk dalam situasi seperti itu sampai bertahun-tahun lamanya. Dengan setia menunggu si wanita hingga akhirnya putus dengan pasangannya dan berharap dapat menjadi kekasihnya yang resmi. Hanya untuk melihat si wanita berpindah ke pelukan pria lain.

Wanita itu egois. Saya rasa Anda pun bisa mengingat pengalaman Anda yang lain yang bisa mengkonfirmasi pernyataan saya.

Saya sama sekali tidak menyalahkan wanita karena bersikap egois. Everyone has the right to be selfish. It’s just natural. Dan fokus saya memang bukan pada pihak wanita. Semua yang saya tulis diatas hanyalah agar Anda mengerti apa yang akan saya bagikan di bawah. Fokus saya, Jet, dan Lex selalu pada pihak pria dan diri sendiri. Dan karena itu, makanya saya justru menyalahkan Anda yang selama ini kurang egois.

Ya! Anda kurang egois. Dan itu yang menyebabkan Anda selalu gagal dan menjadi korban dunia romansa yang kejam dan tidak pandang bulu. Wanita itu egois, dan pria seperti apa yang dapat membuat wanita tertarik? Pria yang lebih egois daripada dirinya.

Lagi-lagi, jangan salah sangka dulu. Saya tidak menyuruh Anda untuk menjadi pria bajingan yang menyakiti dan mempermainkan wanita, atau menghajar setiap pria yang dekat dengan wanita target Anda. Tidak, bro!

Egois di sini maksudnya memprioritaskan diri Anda dan kebahagiaan Anda di atas si wanita. Anda tahu dengan pasti tipe wanita seperti apa yang Anda cari, dan apa yang Anda inginkan dari sebuah hubungan. Anda ingin yang terbaik untuk diri Anda dan Anda tidak akan menerima kurang dari itu.

Egois berarti Anda memiliki prinsip hidup yang kuat dan tidak meladeni hal-hal yang akan mengkompromikan kebahagiaan Anda.

Apabila Anda egois, Anda tidak akan bersedia dijadikan pria dispenser oleh wanita, yang hanya dihampiri apabila sedang dibutuhkan. Atau seperti dalam kasus di atas, apabila Anda egois Anda tidak akan bersedia memberikan perhatian Anda sebelum si wanita putus hubungan dengan pasangannya. Karena bukan saja Anda kehilangan waktu, tenaga dan biaya, hati dan perasaan Anda pun dapat terluka. Jadi Anda akan bersikap tegas.

All or nothing. Take it or leave it.

Apabila Anda egois, Anda tidak akan memberi perhatian berlebih kepada wanita, mentraktirnya makan, memberi hadiah dan melakukan semua permintaanya, malahan Anda akan membuat agar si wanita yang melakukan itu semua kepada Anda. Anda tidak akan berinvestasi terlalu banyak sebelum dia juga berinvestasi pada Anda.

Apabila Anda egois, Anda akan melakukan hal-hal yang menyenangkan diri Anda bukannya hal-hal yang menyenangkan si wanita. Anda akan mengajaknya nonton film action, bukannya ikut dengannya nonton film drama percintaan. Anda akan mengajaknya hang out dengan teman-teman Anda, bukannya ikut dia dengan teman-temannya dan duduk begong sementara mereka bergosip ria dan ketawa-ketiwi.

Kebahagiaan Anda adalah fokus utama Anda. Karena Anda tidak mungkin bisa membahagiakan wanita apabila Anda sendiri tidak bahagia. Jika Anda bisa mendapatkan apa yang Anda inginkan, berarti Anda dapat memberikan apa yang wanita inginkan. Ini prinsip sederhana yang sering dilupakan pria. Dan secara sadar ataupun tidak, wanita mengerti prinsip ini. Itu yang menyebabkan mereka tertarik kepada Anda.

Apabila Anda egois, Anda akan membuat diri Anda dikejar wanita dan bukan mengejarnya. Anda akan dingarepin oleh wanita, bukan ngarep pada wanita.

Ironis memang kedengarannya, tapi sebenarnya Anda sedang memberikan apa yang wanita inginkan. Wanita menginginkan pria yang tahu bahwa dirinya mampu untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Menurut pengalaman saya pribadi, sering kali saya mengalami kegagalan justru ketika saya mengalah dan menuruti keinginan wanita daripada keinginan saya sendiri.

Tapi Anda harus ingat satu prinsip lagi: menjadi egois bukan berarti Anda memakai segala macam cara yang manipulatif untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan. Apabila dia tidak mau menjadi pasangan Anda, maka Anda harus mengerti dan tidak perlu memaksanya. Cukup pergi dan cari yang Anda inginkan di tempat lain

Wednesday, 19 January 2011

Rudy affandy simatupang. Powered by Blogger.

 

© 2013 SUMBER ILMU. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top